Ateisme = Pemuja Kematian

Atheisme

Ada banyak orang yang percaya bahwa Tuhan itu ada, tetapi ada juga yang beranggapan sebaliknya. Jumlah orang yang tidak mengaku adanya Tuhan atau sering di sebut ateis biasanya sedikit, tidak lebih dari 4% dari populasi dunia. Para penganut ateis menemukan tujuan di dalam kehidupan ini dengan menyerang kebenaran Injil. Ateis sangat berlawanan dengan apapun yang berhubungan dengan Tuhan dan bahkan kebencian mereka melakukannya di luar akal sehat. Salah satu kesalahan mereka yang paling menyedihkan adalah menanami perasaan yang mendalam akan kematian. Bagi mereka hidup itu artinya hanya datang/muncul dan tiba tiba berakhir. Mereka menolak pandangan apapun yang memberikan solusi terhadap proses kematian.

Ateis adalah keseluruhan bagi seseorang yang menginginkan hidup lebih lama tetapi apabila mereka menginginkan hidup selamanya, itu berarti buruk/jahat. Mereka bangga akan diri mereka yang bebas terhadap ajaran agama mana pun dan berpegang teguh pada keyakinan bahwa di dalam kematian tidak ada harapan.

Albert Einstein adalah seorang jenius, tetapi pengetahuannya hanya terbatas pada hal-hal duniawi saja “konsep bahwa jiwa tanpa tubuh bagi saya adalah kosong dan sama sekali tidak berarti dan juga saya tidak memahami bahwa seseorang dapat bertahan pada kematiannya secara fisik”.

Mark Twain secara luas dikutip oleh kaum Ateis bahwa tidak ada untungnya dan tidak rugi apa-apa terhadap kematian. “saya tidak takut akan kematian, saya pernah mati berjuta-juta tahun yang lalu sebelum saya dilahirkan, dan tidak menderita, hanya sedikit tidak menyenangkan akan kematian tersebut”.

Ahli biologi Richard Dawkins, mengatakan bahwa “kita tidak perlu mengeluh akan kematian karena banyak orang yang tidak akan mendapatkan kesempatan kesempatan untuk dilahirkan, kita sebaiknya mengeluh sekarang, karena begitu kita mati, kita bahkan tidak lebih baik dari orang-orang yang tidak pernah lahir”.

Saya melihat bahwa sikap yang menerima terhadap kematian seperti ini adalah bentuk kegilaan. Seandainya kita bisa menentang hal-hal besar seperti terlahir ke dunia ini, ini merupakan hal tersesat/terbodoh untuk bersedia menolak pemberian yang berharga.

Meskipun Ateis tidak percaya akan adanya neraka, kebanggaan mereka menunjukkan kemauan yang aneh untuk bersedia dibawa tenggelam ke dalam lautan api.

Pat Condell adalah seorang ateis yang terkenal di YouTube. Di salah satu videonya dia berkata “saya beritahukan kepada orang-orang yang berdoa untuk saya, jangan lakukan itu, saya berada di luar penebusan. Saya adalah orang yang menolak adanya Tuhan, saya dengan sepenuh hati menyangkal Roh Kudus, saya berhenti dari kutukan dan semua itu tidak menjadi masalah buat saya”.

Jika tidak ada Tuhan yang menjamin kita setelah kehidupan, kaum ateis seharusnya menjadi orang yang berada di garis terdepan dalam usaha  mencari kehidupan yang kekal melalui penelitian.

Saya menulis artikel yang berhubungan dengan hal-hal akan keberadaan manusia. Di dalam artikel tersebut saya meng-kategorikan 2 kemungkinan. Keterlibatan Tuhan dan yang satunya dipengaruhi oleh kesempatan. secara acak  saya  berbicara  dengan 2 orang pemimpin ateis tentang bahan yang akan saya tulis yang berjudul “Re-inkarnasi Ateis” saya harus mengubahnya menjadi “Re-inkarnasi secara Acak” karena ada seorang ateis berkata kepada saya bahwa mereka menolak kemungkinan bahwa kehidupan akan mengalami perbaikan, saya tertegun akan pendapat ini karena evolusi atau perkembangan berdasarkan pendapat mereka adalah kemenangan akan rintangan yang panjang atas kesempatan secara random atau acak.

Saya berbicara dengan seorang ahli ilmu fisika Lawrence Kravis di Las Vegas konferensi dan dia berkata, “kaum ateis tidak menyukai akan kata-kata ‘kekekalan’, karena Tuhan sangat berhubungan erat akan hal ini. Bagi ateis “kekekalan” adalah kutukan. Mereka berargumen bahwa hidup tanpa tujuan akhir pada akhirnya menjadi membosankan dan sesuatu yang tidak tertahankan. Salah seorang ateis berkata bahwa dia akan diijinkan ke surga setelah beberapa ribu tahun kesempurnaan hampa dari alam surga akan memaksanya masuk ke surga.

Pembinasaan oleh Tuhan

Pada akhir hidup mereka (atheis), mereka akan kehilangan segala yang telah mereka peroleh di dunia, baik pasangan hidup mereka, penemuan-penemuan dan pengalaman, secepat itu tidak akan berlaku lagi.

Saya menyimpulkan bahwa obsesi akan kematian oleh kaum ateis adalah hasil dari khayalan yang jahat dan kejam. Bahkan pikiran skeptikal orang yang tidak mengakui Tuhan ini harusnya tahu bahwa salah satu dasar kekuatan untuk mengendalikan alam adalah memelihara kehidupan.

Salah satu yang membantu saya untuk tetap percaya di dalam iman saya adalah pengertian bahwa akan ada banyak kekuatan/serangan untuk menyerang apa yang saya percayai. Jikalau memang Tuhan itu tidak ada dan tidak ada kehidupan setelah kematian, mengapa orang-orang tersebut (ateis) alergi untuk bereaksi dan berubah pendiriannya terhadap pesan yang sangat masuk akal.

” Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta”. Yoh 4 : 88

Bahwa ada harapan untuk orang-orang yang menginginkan keuntungan di dalam kehidupan kekal. Janji terbesar ada di dalam Injil ketika Tuhan berkata “Aku akan memberikan kamu kehidupan kekal” Yesus membayar harga untuk kita agar supaya kita tidak terhangus di Neraka. untuk memperoleh hadiah kekekalan tersebut yang harus kita lakukan adalah memintanya.

Yoh 11: 25 “jawab Yesus’ Akulah kebangkitan dan hidup, barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan hidup walaupun ia sudah mati”.

1 Yoh 5:11-12 “dan inilah kesaksian itu, Allah telah mengaruniakan hidup yang kekal kepada kita dan hidup itu ada di dalam anak-Nya, barangsiapa memiliki Anak, ia memiliki hidup, barangsiapa tidak memiliki Anak, ia tidak memiliki hidup”.

Ditulis oleh : Todd Strandberg

Diterjemahkan oleh : Ibu Petty Pardede

Read Previous

Apakah kita saling mengenal saat di sorga ?

Read Next

Dosa Kecil ?

Leave a Reply