Ibadah Simbolik Hewan Korban
Setelah Adam dan Hawa menerima janji keselamatan (baca : Janji Keselamatan Kepada Adam dan Hawa), urutan peristiwa sejarah lainnya yang perlu diperhatikan adalah pelaksanaan ibadah simbolik berupa hewan korban.
Kain & Habel
Peristiwa Kain dan Habel di dalam Kejadian 4 adalah awal mula yang dapat menjadi sebuah indikator dimulainya pelaksanaan ibadah simbolik berupa hewan korban oleh manusia. Kita bisa melihat ada 2 bentuk persembahan berbeda dari Kain dan Habel. Kain mempersembahkan hasil tanah dan Habel mempersembahkan anak sulung kambing dombanya, yakni lemak-lemaknya. Persembahan Habel diterima Tuhan dan persembahan Kain ditolak Tuhan.
Tidak sedikit gembala gereja mengajarkan hal yang salah mengenai alasan persembahan Kain ditolak. Beberapa kali saya mendengar secara langsung ada gembala yang menyalahkan “waktu” persembahan Kain karena adanya frase “Setelah beberapa waktu lamanya”. Padahal jika kita memperhatikan keseluruhan isi Alkitab masalahnya bukan pada waktu persembahannya. Tapi pada bentuk apa yang dipersembahkan oleh Kain.
Nuh
Selain peristiwa air bah yang terjadi di jaman nuh, peristiwa lain yang perlu diperhatikan adalah setelah air bah selesai menenggelamkan bumi. Yaitu, Nuh membuat mezbah dan melakukan ibadah korban hewan.
Lalu Nuh mendirikan mezbah bagi TUHAN; dari segala binatang yang tidak haram dan dari segala burung yang tidak haram diambilnyalah beberapa ekor, lalu ia mempersembahkan korban bakaran di atas mezbah itu. (Kejadian 8:20)
Abraham
Di jaman Abraham kita kembali melihat peristiwa ibadah simbolik hewan kurban di dalam kitab Kejadian 22 ketika Allah meminta Abraham mempersembahkan Ishak sebagai korban yang akhirnya digantikan oleh domba jantan.
Jaman Nabi – Nabi, Imam – Imam dan Hakim – Hakim
Di jaman nabi-nabi dan imam-imam, Alkitab mencatat akan ibadah simbolik berupa hewan kurban yang dituliskan di dalam kitab Imamat, dan kitab lainnya. Di jaman hakim-hakim, contoh peristiwa persembahan hewan korban dapat dilihat pada Hakim-Hakim 6:19-28 ketika Gideon menghancurkan mezbah baal ayahnya.
Makna Ibadah Hewan Korban Perjanjian Lama
Di dalam perjanjian lama, hewan korban memiliki makna sebagai korban untuk penghapus dosa (Imamat 4:1-4; ), sebagai korban bakaran (Imamat 6: 12-13), sebagai korban sajian (Imamat 2:1), sebagai penebus salah (Imamat 4: 13-14) dan sebagai korban keselamatan (Imamat 3:1).
Alasan Persembahan Kain Ditolak
Dari berbagai ulasan di atas, kita bisa melihat mengapa persembahan Kain ditolak oleh Allah. Hewan dan darahnya memiliki arti, sedangkan hasil tanah (sayuran dan buah-buahan) tidak memiliki arti. Hewan korban di masa Perjanjian Lama menjadi sebuah simbol akan Sang Juruselamat yang akan datang.
Korban di Perjanjian Baru
Di perjanjian baru kita tidak mendapati lagi para murid-murid atau Yesus melakukan persembahan korban. Karena sesungguhnya korban hewan adalah perlambang pengorbanan akan juruselamat yang akan datang untuk menghapus dosa, mengampuni dosa. Sang Juruselamat telah hadir menjadi penghubung langsung antara manusia dengan Allah, mereka yang hidup sejak perjanjian baru tidak lagi memerlukan imam untuk membakar korban sajian, tidak perlu lagi mempersembahkan korban untuk meminta pengampunan dosa. Sebagaimana yang disimbolkan dari ibadah korban hewan tersebut sudah datang dan digenapi melalui Yesus Kristus.
Yesus, Anak Domba Allah
Di dalam Yohanes 1:29 jelas tertulis bahwa Yohanes Pembaptis mengakui bahwa Yesus adalah “…Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia.”
Textus Receptus :
Τῇ ἐπαύριον βλέπει ὁ Ἰωάννης τὸν Ἰησοῦν ἐρχόμενον πρὸς αὐτόν καὶ λέγει Ἴδε ὁ ἀμνὸς τοῦ θεοῦ ὁ αἴρων τὴν ἁμαρτίαν τοῦ κόσμου
King James Version :
The next day John seeth Jesus coming unto him, and saith, Behold the Lamb of God, which taketh away the sin of the world.
Translit :
Τῇ (Tē: On the) ἐπαύριον(epaurion: next day) βλέπει(blepei: he sees) τὸν(ton) Ἰησοῦν(Iēsoun: Jesus) ἐρχόμενον(erchomenon: coming) πρὸς(pros: to) αὐτόν(auton: him) καὶ(kai: and) λέγει(legei: says) Ἴδε(Ide: Behold) ὁ(ho: the) Ἀμνὸς(Amnos: Lamb) τοῦ(tou) Θεοῦ(Theou: of God) ὁ(ho) αἴρων(airōn: taking away) τὴν(tēn: the) ἁμαρτίαν(hamartian: sin) τοῦ(tou: of the) κόσμου(kosmou: world)
Dengan catatan yang sangat jelas di kitab Yohanes, kita dapat melihat bahwa diri Yesus menggenapi ibadah simbolik yang menyimbolkan “Anak Domba Allah” yang akan datang untuk menghapus dosa (Lukas 24:44).
Setelah Yesus hadir kita dapat melihat bahwa Yesus tidak mengajarkan murid-murid untuk mengorbankan hewan lagi seperti yang dilakukan oleh orang Israel di Perjanjian Lama. Ibadah simbolik pengorbanan hewan sudah tidak diperlukan karena sesungguhnya yang disimbolkan oleh domba korban sudah datang dan digenapi melalui diri Yesus. Diri Yesus bukan hanya sebagai simbol akan terpenuhinya janji Allah akan kedatangan juruselamat tetapi juga sebagai bukti cinta kasih Allah kepada manusia untuk menyelamatkannya dari maut yang menjadi upah dosa (Roma 6:23; Roma 3:23).
Dari berbagai ulasan ini semoga jelas bahwa berbagai hal yang dituliskan di Perjanjian Lama adalah untuk mengungkapkan mengenai kehadiran diri Allah yang Inkarnasi mengampuni dosa orang yang percaya padaNya di dalam diri Yesus.