Berikut ini dari CreationMoments.com, 8 September 2017: “Alkitab memberitahu kita bahwa generasi-generasi awal manusia sudah mulai menciptakan musik. Sampai dengan generasi kedelapan manusia, Yubal, seorang anggota generasi tersebut, dapat hidup dari membuat alat-alat musik.
Namun demikian, dari sisi evolusionis, kemampuan musik sepertinya tidak membawa keuntungan apa-apa untuk bertahan hidup. Namun, otak manusia mencadangkan sumber daya yang cukup banyak untuk memproses musik. Kecintaan kita pada musik sudah terpatri dalam otak kita.
Setiap dari organ pengindera kita adalah penting untuk dapat menikmati musik. Dan setiap dari organ-organ ini terhubung ke bagiannya sendiri di otak, yang menentukan bagaimana kita menikmati pengalaman musik itu. Ada bagian-bagian otak yang direservasi khusus untuk memori tentang musik. Bagian-bagian otak lainnya didedikasikan untuk mencoba memahami keseluruhan dari musik itu, dengan mereferensikan kembali ke bagian-bagian musik yang disimpan di dalam memori tadi.
Lebih menarik lagi adalah bahwa seseorang tidak perlu mendengar musik untuk mengaktivasi berbagai bagian otak yang khusus musik. Tomografi emisi-positron (Editor: suatu teknik memindai otak) telah menyingkapkan bahwa seseorang hanya perlu membayangkan musik, dan bagian-bagian otak ini akan menjadi aktif.
Kemampuan untuk menciptakan atau mengapresiasi musik tidak memberikan kita tambahan kemampuan bertahan hidup apapun, dan oleh karena itu, menurut teori evolusi, seharusnya tidak berkembang. Namun, otak kita, dan bahkan seluruh indera kita, didesain untuk membuat dan mengapresiasi musik.
Pesan yang sangat jelas di sini adalah bahwa evolusi tidak ada hubungannya dengan terbentuknya manusia. Sebaliknya, kita diciptakan oleh Allah yang mencintai musik, dan yang ingin agar kita memuji Dia dengan musik.”