
Dalam pembacaan kita mengenai sejarah Baptis, berulang kali kita bertemu dengan nama-nama seperti Adoniram Judson, Luther Rice, Shubal Stearns, dan Isaac Backus, yang telah terlibat dalam pelayanan sebelum akhirnya diselamkan dengan baptisan orang percaya. Tetapi mungkin tidak ada keputusan yang begitu mendatangkan ujian seperti keputusan yang diambil oleh Dr. Arthur T. Pierson.
Dr. A. T. Pierson, setelah melalui pelatihan akademis yang baik, memasuki penggembalaan sebuah gereja Kongregasional di New York pada umur 24 tahun. Pengalaman penggembalaan pertamanya mendapatkan banyak berkat, dan ia belajar banyak pelajaran penting mengenai pendisiplinan diri dan nampaknya ditakdirkan untuk sebuah karir penggembalaan yang cemerlang. Pada tahun 1863, ia mendapatkan panggilan dari denominasi gereja masa kecilnya, Presbyterian, dan ia melayani sebagai seorang Presbyterian selama tiga puluh tiga tahun ke depan, menjadi salah satu gembala yang paling terkenal di Amerika. Dengan sebuah jadwal pembelajaran Alkitab yang sistematis dan kasih kepada Tuhan, Pierson menjadi salah satu ekspositor Alkitab yang menonjol dan mendapat ketenaran karena beberapa volume buku-buku teologi yang penting.
Selama penggembalaannya di empat gereja Presbyterian, ia mengadopsi dan menyempurnakan filosofi pertumbuhan gereja yang menjadikan dia seorang pemimpin dalam penginjilan, sekolah Minggu, dan badan-badan misi dunia. Pierson memiliki teman-teman seperti D. L. Moody, Charles H. Spurgeon, George Muller, dan A. J. Gordon. Seiring berjalannya waktu, kemampuannya dalam hal Firman Allah dan di atas mimbar membuat dia menerima banyak undangan ke konferensi-konferensi misionari maupun kepentingan mengajar. Ia mundur dari penggembalaan terakhirnya pada tahun 1889 dan memulai gerakan-gerakan misi.
Pada tahun 1891, Pierson diundang untuk melayani Metropolitan Tabernacle karena tidak adanya gembala selama “tiga, empat, lima, atau enam bulan,” yaitu sampai Spurgeon sembuh. Namun, pada tanggal 31 Januari 1892, Tuhan memanggil Spurgeon pulang. Pierson melanjutkan pelayanan mimbar, sementara James Spurgeon, saudara laki-laki Charles, memikul tanggung jawab penggembalaan. Pierson telah lama mempertimbangkan masalah baptisan, dan walaupun ia perlahan-lahan menerima pandangan Baptis, ia takut orang mungkin akan salah mengerti jika ia bertindak pada waktu itu, karena mereka bisa saja berpikir bahwa ia sedang berusaha untuk memperoleh dukungan untuk menjadi gembala tetap. Jadi ia menunda seluruh tindakan, dan Tabernacle memanggil putra Spurgeon, Thomas Spurgeon, untuk menggembalakan.
Pierson melanjutkan pelayanan konferensinya, tetapi Roh Kudus membebani hatinya mengenai masalah ketaatan. Pierson telah berencana meminta A. J. Gordon untuk menyelamkan dia, tetapi Dr. Gordon, setelah tidak lama mengalami sakit, meninggal dunia. Jadi, ketika diundang oleh Dr. James A. Spurgeon untuk berkhotbah di West Croydon Chapel, London, pengaturan dibuat untuk pembaptisan selam Pierson oleh Dr. Spurgeon pada tanggal 1 Februari 1896. Seperti yang ditakutkan oleh Pierson, motivasinya kemudian dipertanyakan. Pada tanggal 6 April 1896, Philadelphia Presbytery meminta pengunduran dirinya.
Dengan kedamaian dalam hati yang dihasilkan oleh ketaatan, Pierson menulis kepada sidang penatua Presbyterian, “Jika saya harus mengulang lagi tindakan ini, saya hanya akan melakukannya dengan lebih cepat, karena dalam kasus ini…motivasi saya hanyalah sebuah keinginan ‘untuk menggenapkan seluruh kebenaran.”¹ Puji Tuhan untuk kesaksian Dr. A.T. Pierson, meskipun dia banyak disalahmengerti!
DLC
¹ Delavan L. Pierson, Arthur T. Pierson (New York: Fleming H. Revell Co., 1912), hal. 270.
Sumber: Buku Tiap-tiap Hari Menelusuri Sejarah Baptis
———————
Renungan Tambahan Dr. Suhento Liauw (Gembala GBIA Graphe):
[1]. Dalam catatan sejarah hampir tidak ditemukan seorang dari pembaptisan dewasa dan selam YANG BERUBAH menjadi Pembaptis bayi dan percik, melainkan sebaliknya ada banyak sekali kesaksian seperti Dr. Pierson.
[2]. Baptisan tidak menyelamatkan, tetapi itu sebuah cerminan ketaatan. Seorang Kristen lahir baru di dalam hatinya terdapat keinginan untuk menaati Tuhan, setaat-taatnya. Jika tidak ada, dengan sangat sedih saya anjurkan, tolonglah periksa hati.
[3]. Ada banyak orang yang batinnya tersiksa seperti Dr. Pierson, terjerat oleh denominasi, kecintaan akan uang dan support, pertemanan dsb., menyebabkan hati mereka yang ingin taat kepada Tuhan merana dalam tubuh mereka. Apakah Anda orangnya? Ambillah tindakan seperti Dr. Pierson, Tuhan menunggu keputusanmu.
Recent Comments