Perempuan Bisa Menjadi Seorang Gembala Gereja ?

Gereja Jemaat
Gereja Jemaat
St Mark’s Church in Englefield, Berkshire

Alkitab mengajarkan dengan jelas kepada setiap orang percaya bahwa Allah hanya mengizinkan seorang laki-laki untuk menjadi seorang gembala dan bukan wanita.

Hal ini Tuhan ajarkan dengan jelas di dalam 1 Kor 14:34-38. Di dalam perikop ini, Tuhan tidak mengizinkan perempuan untuk mengajar di dalam jemaat umum. Hal yang sama juga terdapat di dalam 1 Tim 2:11-14. Di dalam bagian ini, Allah memberikan 2 alasan mengapa seorang perempuan dilarang untuk menjadi seorang gembala.

Pertama, karena Adam diciptakan lebih dulu dibandingkan dengan Hawa. Allah menciptakan Adam sebagai pemimpin dan hawa sebagai penolong. Kedua, sesuai dengan naturenya, Hawa lebih mudah tertipu dari pada Adam. Allah mengatakan memang Adam jatuh dalam dosa, tapi yang tertipu adalah Hawa. Iblis datang kepada Hawa karena ia tahu bahwa perempuan adalah bejana yang lemah (1 Pet 3:7, frase sebagai kaum yang lebih lemah seharusnya diterjemahkan menjadi seperti kepada bejana yang lebih lemah), oleh sebab itu Allah tidak mengizinkan perempuan untuk memangku posisi gembala. Hal ini juga selaras dengan peraturan rumah tangga yang Tuhan buat, suami mengasihi istri dan istri tunduk pada suami (Ef 5:22-25). Akan terjadi kekacauan jika di rumah si istri tunduk pada suaminya sedangkan di jemaat suaminya harus tunduk pada istrinya, apakah di dalam jemaat si istri tidak lagi menjadi istri dari suaminya sehingga dia boleh memimpin suaminya? Namun ada beberapa orang yang berkata bahwa semua ayat di atas tidak dapat diterapkan pada zaman ini karena zaman sudah berubah. Wanita dulu pada zaman Paulus memang seperti itu, tapi sekarang sudah tidak seperti itu. Apakah pernyataan ini benar? Pernyataan ini jelas tidak benar karena beberapa alasan. Pertama, di dalam 1 Kor 14, Paulus menyatakan bahwa itu adalah PERINTAH Tuhan (1 Kor 14:37). Jadi, perintah ini harus dipatuhi oleh semua orang percaya sepanjang zaman.

Kedua, Paulus menyatakan bahwa instruksinya di dalam 1 Kor 14 adalah alat uji yang rohani. Dia berkata dengan jelas bahwa “jika seorang menganggap dirinya nabi atau orang yang mendapat karunia rohani (frase ini seharusnya diterjemahkan menjadi ‘atau orang yang rohani’), ia harus sadar, bahwa apa yang kukatakan kepadamu adalah perintah Tuhan. Jika ada orang yang melanggar perintah Paulus bahwa seorang wanita tidak boleh mengajar (menjadi gembala) maka ia tidak rohani.

Ketiga, Paulus mendukung pengajarannya ini dengan mengacu kepada Adam dan Hawa. Jadi tidak ada yang bisa beralasan untuk tidak menerima Tuhan karena alasan zaman, kultur, apalagi alasan bahwa wanita dulu tidak bersekolah.

Keempat, Paulus memerintahkan agar instruksinya dituruti hingga Yesus Kristus datang (1 Tim 6:14). Perintah untuk menuruti instruksi Paulus ini terletak di akhir surat 1 Tim, artinya perintah ini juga mencakup semua instruksi sebelumnya yang telah diberitahukan oleh Paulus (1 Tim 2:9-15).

Kelima, perintah di dalam surat 1 Kor, bahwa perempuan tidak boleh mengajar (menjadi gembala) adalah perintah yang tidak hanya untuk jemaat Korintus tapi juga untuk semua jemaat sepanjang zaman. Paulus berkata, “kepada jemaat Allah di Korintus, yaitu mereka yang dikuduskan dalam Kristus Yesus dan yang dipanggil menjadi orang-orang kudus, DENGAN SEMUA ORANG DI SEGALA TEMPAT, YANG BERSERU KEPADA NAMA TUHAN KITA YESUS KRISTUS, yaitu Tuhan mereka dan Tuhan kita” (1 Kor 1:2).

Jadi, Alkitab dengan tegas menyatakan bahwa wanita tidak bisa menjadi gembala, namun tidak berarti wanita tidak dapat melayani Tuhan. Ada banyak pelayanan yang dapat wanita lakukan, bahkan dalam Alkitab, terutama PB, banyak tercatat wanita-wanita hebat yang melayani Tuhan namun mereka bukanlah seorang gembala. Marilah kita menuruti Firman Allah dengan ketundukan seutuhnya dan tidak memberontak pada-Nya.

Ditulis oleh : Ev. Tomy Samusi

Read Previous

John Gano, Sang Pengkhotbah

Read Next

Pengadilan Inggris: Alkitab tidak sesuai dengan HAM