1 Korintus 15:17 Dan jika Kristus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah kepercayaan kamu dan kamu masih hidup dalam dosamu.
1. Kebangkitan Yesus berhubungan dengan ajaran Kristologi – Ajaran tentang Kristus
Kebangkitan tersebut menyatakan identitas diri Yesus Kristus. Seluruh pendiri agama, betapapun besarnya mereka itu, mereka memiliki nasib dan kondisi yang sama: mereka semua berada di dalam kuburan. Tetapi Yesus Kristus, Ia mengosongkan kuburan. Kematian tidak dapat menghentikanNya. Ini membuktikan ke-TuhananNya bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan dan satu-satunya Tuhan.
Kebangkitan Yesus membuktikan diriNya sebagai Allah yang melampaui nabi-nabi. Karena itu, patutlah kita menyembah dan melayani Dia seumur hidup kita.
2. Kebangkitan Yesus berhubungan dengan bibliology – ajaran tentang Alkitab.
PL sudah dengan sangat jelas menubuatkan bahwa tentang kematian dan kebangkitan Yesus tersebut. Itulah sebabnya rasul Paulus menulis bahwa hal itu “sesuai dengan kitab suci” (1Kor.15:3-4). Ketika rasul Paulus mengatakan bhw maut telah ditelan oleh kematian Yesus, dia mengacu kepada nubuatan nabi Yesaya dan Hosea (1Kor.15:54-55; Yes.25:8; Hos.13:14). Demikian juga, ketika rasul Petrus berkhotbah tentang kebangkitan Yesus, dia mengacu kepada nubuatan2 yang telah ditulis di dalam Perjanjian Lama (Kis.2:23-36. Injil Matius sendiri mencatat berkali-kali tentang kematian dan kebangkitan Yesus tersebut (Matius: 16:21; 17:22-23; 20:17-19; 26:1-2). Jadi, dengan kebangkitan Yesus tersebut, maka pernyataan-pernyataan Alkitab di dalam PL terbukti benar, semua digenapi. Dengan demikian, Alkitab terbukti adalah Firman Allah, satu-satunya Firman Tuhan, dan kita dapat semakin mengandalkan firman Tuhan sebagai landasan yang teguh bagi iman dan hidup kita.
3. Kebangkitan Yesus berhubungan dengan soteriology – ajaran tentang keselamatan.
Sekalipun di dalam agama-agama lain kita menemukan ajaran yang kelihatannya sama dengan Kekristenan, namun dalam hal kebangkitan, ada perbedaan yang sangat mendasar. Ini serupa tapi tak sama. Di mana perbedaannya? Memang agama lain juga mengajarkan tentang adanya keselamatan dan kebangkitan orang mati. Artinya, agama lain juga mengajarkan adanya kehidupan setelah kematian.
Tetapi yang menjadi pertanyaan besar adalah siapakah dari mereka yang telah bangkit? Siapakah dari pendiri agama tersebut yang telah bangkit? TIDAK ADA! Jika demikian halnya, apa dasarnya umat dari agama-agama tersebut mengimani dan berharap kepada kebangkitan setelah kematian jika dalam kenyataannya TIDAK ADA YANG BANGKIT? Dengan kata lain, di dalam agama lain kebangkitan tersebut baru merupakan KONSEP ATAU IDE yang belum menjadi kenyataan. Dalam Kekristenan, Kebangkitan bukan sekedar ide, tetapi FAKTA DAN REALITA. Kristus telah bangkit! Dan kebangkitanNya MENJADI DASAR YANG PASTI bagi kebangkitan orang percaya.
“Jadi, bilamana kami beritakan bahwa Kristus dibangkitkan dari antara orang mati, bagaimana mungkin ada di antara kamu yang mengatakan bahwa tidak ada kebangkitan orang mati? Kalau tidak ada kebangkitan orang mati, maka Kristus juga tidak dibangkitkan” (1Kor.15:12-13).
Ada yang bertanya, “apa hubungannya dengan kita? Yang bangkit adalah Kristus, dan bukan saya”. Baca baik-baik perkataan Yesus sendiri sebelum kematian dan kebangkitanNya. “Karena Aku hidup, dan kamupun akan hidup” (Yoh.14:19b).
4. Kebangkitan Yesus berhubungan dengan missiologi – ajaran tentang misi.
Sebelumnya, Dia memperkenalkan diriNya dengan menunjukkan siapa Dia sebenarnya. “KepadaKu telah diberikan segala kuasa di surga dan di bumi.” (Mat.28:18). Setelah itu, Dia menggabungkan diriNya yg adalah penguasa surga dan bumi dengan pengutusanNya. “Karena itu, pergilah, jadikanlah semua bangsa muridKu…” (ayat 19). Dengan perkataan lain, Dia yang telah mengalahkan maut itu adalah penguasa surga dan bumi. Dan dengan kuasa kebangkitan, Dia mengutus murid-muridNya utk memberitakan Injil. Kuasa dosa, setan dan maut telah dikalahkanNya. Lalu apa lagi yang perlu ditakutkan? Demikian juga, Alkitab memberitahukan kita bagaimana setelah kebangkitan Yesus, berita keselamatan itu menyebar ke berbagai penjuru. Rasul Paulus juga menuliskan: “Tetapi andai kata Yesus tidak dibangkitkan, maka sia-sialah pemberitaan kami.” (1Kor.15:14).
5. Kebangkitan Yesus berhubungan dengan doktrin eklesiologi – ajaran tentang gereja
Yesus bangkit pada hari pertama (Markus 16:9). Kebangkitan Yesus Kristus pada hari pertama dijadikan momentum untuk merayakan hari kemenangan dan hari kebaktian bagi orang-orang yang percaya pada Tuhan Yesus Kristus (Kis. 20:6-7; 1 Kor. 16:2). Yesus meneguhkan hari itu dengan menampakkan diri kepada murid-murid pada hari pertama – hari Minggu (Mar. 16:9; Mat. 28:8-10, Luk. 24:34; Mar. 16:12-13; Yoh. 20:19-23). Sejak kebangkitan Yesus, orang-orang Kristen mulai berkumpul dan bertemu untuk berbakti pada hari pertama.
6. Kebangkitan Yesus berhubungan dengan eskatologi – ajaran tentang akhir zaman.
Menarik sekali bagaimana rasul Paulus mengakhiri perenungannya tentang kebangkitan Kristus dalam satu Pasal penuh pada 1 Kor.15. Pasal itu diakhiri dengan satu pernyataan yang sangat indah dan menghiburkan: “Karena itu, saudara-saudaraku yang terkasih, berdirilah teguh, jangan goyah dan giatlah selalu dalam pekerjaan Tuhan. SEBAB KAMU TAHU BAHWA DI DALAM TUHAN, JERIH PAYAHMU TIDAK SIA-SIA” (1 Kor.15:58).
Artinya, kita yang ada di dalam Kristus, apapun yang kita kerjakan, akan mendapat balasan atau upah.Pengharapan kita, bukan hanya di dunia ini, tetapi juga dunia yang akan datang. Dengan sangat tegas rasul Paulus menulis: “Jikalau kita hanya dalam hidup ini saja menaruh pengharapan kepada Kristus, maka kita adalah orang-orang palin malang dari segala manusia” (1 Kor.15:19).
Implikasi negatif lain bagi mereka yang tidak mempercayai kebangkitan dan hidup adalah hidup dengan semaunya tanpa memperhatikan hidup kudus. Barangkali, itulah yang mengakibatkan orang bisa menjerumuskan dirinya kepada berbagai macam dosa, seperti dosa materialisme, hedonisme, dll.