Jason Lisle, Ph.D. dalam bidang astrofisika dari Universitas Colorado, membuat observasi mengenai teori big bang.
Teori Big Bang mengharuskan wilayah-wilayah yang berbeda dari alam semesta mulai dengan temperatur yang sangat berbeda, sebagai konsekuensi dari mekanika kuantum. Sambil alam semesta mengembang, wilayah-wilayah yang berbeda dari alam semesta ini seharusnya memiliki temperatur yang berbeda.
Namun hari ini semua wilayah memiliki temperatur yang hampir sama persis. Kita bisa melihat latar belakang gelombang mikro di alam semesta dan melihat temperaturnya. Jadi ada masalah, karena tidak cukup waktu, menurut perhitungan jangka waktu evolusi, bahkan jika diberikan 20 milyar tahun bagi cahaya untuk pindah dari satu wilayah ke wilayah lain dan dengan cara demikian bertukar temperatur untuk mencapai ekuilibrium. Agar semua wilayah memiliki temperatur yang sama, mereka harus memiliki kontak.
Jika kamu menaruh es batu dalam kopi panas maka akan menghasilkan kopi yang suam-suam kuku. Ada pertukaran panas karena mereka memiliki kontak. Cahaya dapat memfasilitasi pertukaran energi, tetapi tidak ada cukup waktu. Ini disebut sebagai Problema Horison, dan ini adalah masalah yang besar, karena temperatur di alam semesta ini bukan hanya mirip, tetapi sangat-sangat merata.(Lisle, Creation Astronomy, 2006, Answers in Genesis).
Cakka.web.id : Semoga artikel ini semakin meneguhkan iman anda, bahwa alam semesta yang luar biasa dengan kompleksitas dan mekanika artifisial nya tentu ada yang merancangkannya. Ialah Allah.
Sumber: graphe-ministry.org / wayoflife.org
Recent Comments