William Mitchell Ramsay, Kritikus Alkitab yang Bertobat

diocletian

diocletian

Lebih dari berbagai buku apapun, Alkitab telah dibenci, diserang, dicemooh, dikritik, dibatasi, dilarang, dan dihancurkan, tetapi semuanya tanpa hasil. Seseorang pernah berkata mengenai Alkitab dengan sangat tepat, “Lebih mudah untuk memakai pundak kita pada bola matahari yang membara, dan mencoba menghentikan pergerakannya dengan cara demikian, daripada mencoba untuk menghentikan beredarnya Alkitab” (Sidney Collett, All about the Bible, hal. 63).

Pada tahun 303 M, Kaisar Romawi Diocletian, mengeluarkan sebuah dekrit untuk menghentikan orang Kristen dari menyembah Yesus Kristus dan untuk menghancurkan Alkitab. Seluruh pejabat di kerajaaan Romawi diperintahkan untuk membakar gereja-gereja dan membakar setiap Alkitab yang ditemukan (Stanley Greenslade, Cambridge History of the Bible). Lalu 25 tahun kemudian, pengganti Diocletian, Constantine, mengeluarkan dekrit yang lain yang memesan penerbitan lima puluh Alkitab dengan uang negara (Eusebius).

Pada tahun 1778, atheis Perancis bernama Voltaire berkata dengan sombong bahwa dalam 100 tahun kekristenan tidak akan eksis lagi, tetapi dalam 50 tahun, Geneva Bible Society menggunakan rumah dan peralatannya untuk menerbitkan Alkitab (Geisler and Nix, A General Introduction to the Bible, 1986, hal. 123, 124).

Robert Ingersoll pernah dengan sombong berkata, “Dalam 15 tahun saya akan membuat Alkitab tinggal di rumah jenazah”. Tetapi Ingersoll sudah mati, dan Alkitab masih hidup dan baik-baik saja. Faktanya, banyak orang yang berusaha untuk membuktikan Alkitab salah, tetapi malah menjadi bertobat.

 

William Mitchell Ramsay (1851-1939)

William Ramsay adalah seorang arkeolog ternama berkewarganegaraan Skotlandia yang juga ahli kitab Perjanjian Baru. Oleh karena berbagai karyanya dalam bidang arkeologi, raja inggris memberikannya gelar “Knight”. William dibesarkan oleh seorang Atheis dan Ia adalah murid teladan di Universitas Aberdeen di Skotlandia, dan Universitas Oxford di Inggris. William belajar di lingkungan modernis skeptis yang tidak mempercayai Alkitab. Kelompok modernis skeptis ini berasumsi bahwa Alkitab tidak akurat secara historis dan banyak mengandung mitologi. Kitab Kisah Para Rasul dikira baru ditulis setelah tahun 150M, sekitar 1 abad setelah peristiwa-peristiwa yang tercantum di dalamnya.

Tahun 1881, William Mitchell Ramsay memulai riset arkeologis dan historis di Asia Kecil. Awalnya William mengira dan berharap akan menemukan lebih banyak bukti untuk melawan Alkitab (membuktikan bahwa isi Alkitab salah). Namun, akhirnya Dia malah menyimpulkan bahwa Kitab Para Rasul ditulis selama hidup para Rasul dan kitab ini ditulis dengan akurat sesuai historis. Berbagai penemuannya membawa dia bertobat dan menjadi Kristen.

Josh McDowell di dalam bukunya menuliskan mengenai William Mitchell Ramsay, “Dia menghabiskan banyak tahun sengaja mempersiapkan dirinya untuk tugas yang telah diumumkan, yaitu memimpin sebuah ekspedisi penjelajahan ke Asia Kecil dan Palestina, dan disana dia akan [menemukan] bukti bahwa Kitab tersebut adalah produksi para rahib yang berambisi, bukan buku dari sorga sebagaimana yang diklaim. Dia menganggap titik terlemah dalam seluruh Perjanjian Baru adalah kisah-kisah perjalanan Paulus. Hal-hal tersebut belum pernah diselidiki secara menyeluruh oleh seseorang di tempat aslinya. Dengan perlengkapan penuh yang melebihi siapapun sebelumnya, dia menuju ke tanah air Alkitab. Di tempat itulah dia menghabiskan lima belas tahun menggali. Lalu pada tahun 1896, dia menerbitkan sebuah buku besar, Saint Paul, the Traveler and the Roman Citizen. … Buku tersebut menimbulkan kegusaran besar di antara para skeptik dunia ini. Nada dan sikap buku ini sama sekali tidak terduga karena bertentangan dengan tujuan sang penulis yang telah diumumkan bertahun-tahun sebelumnya. Selama dua puluh tahun setelah itu, buku demi buku diterbitkan oleh penulis yang sama, yang masing-masingnya menambahkan bukti tentang ketepatan dan ketelitian kebenaran dari seluruh Perjanjian Baru, sebagaimana diuji oleh cangkul dan sekop di tempatnya. Dan buku-buku ini telah teruji oleh waktu, tidak ada satu pun yang dapat disangkal, dan bahkan saya tidak pernah menemukan ada usaha untuk menyangkal mereka.” (Josh McDowell, The New Evidence That Demands a Verdict, hal. 62).

Setelah melakukan penelitiannya William Mitchell Ramsay bersaksi:
“Penulis ini mengambil posisi bahwa sejarah yang ditulis Lukas tidak dapat tertandingi dalam hal sifat dapat dipercaya. Pada titik ini kita akan menggambarkan apa alasan dan argumen yang mengubah pikiran seseorang yang memulai perjalanan dengan kesan bahwa sejarah itu telah ditulis jauh setelah kejadiannya, dan bahwa ia tidak dapat dipercaya secara keseluruhan” (The Bearing of Recent Discovery on the Trustworthiness of the New Testament, 1915).

Diterjemahkan oleh : dr. Steven E. Liauw, S. Ked., M.D., M.Div., D.R.E., Th. D.

 

Editorial :

Selain William Mitchell Ramsay, masih ada beberapa kritikus Alkitab lainnya yang juga bertobat, seperti Viggo Olsen, Josh McDowell dan Richard Lumsden. Anda dapat membaca kisah mereka melalui link ini :

Alkitab atau Bible atau Bibel selama ribuan tahun menghadapi berbagai tantangan, namun berhasil membuktikan bahwa dirinya adalah Firman Allah dari Sang Pencipta.

 

Referensi :

Cloud, D. (5 April 2017). Way of Life.

Read Previous

Camat Bantul Ditolak Karena Beragama Katolik

Read Next

Viggo Olsen, Seorang Agnostik yang Menjadi Kristen

Leave a Reply