Kristen Alkitabiah

Website Kristen Media Pembelajaran Alkitab dan Berita Kekristenan

AlkitabApologetikaEklesiologi

SIFAT-SIFAT GEREJA (bagian I)

GEREJA ITU KUDUS

    Dalam artikel kali ini, saya berusaha membagi kepada pembaca mengenai sifat-sifat gereja. Pentingnya artikel ini saya tuliskan, karena begitu dalamnya penyimpangan gereja zaman sekarang dari standar Ilahi. Semoga melalui artikel ini, para pembaca semakin mengenal gereja yang benar dan Alkitabiah. Pembahasan mengenai sifat-sifat gereja akan saya bagi dalam beberapa artikel. Oleh sebab itu, jika anda ingin mengetahui seluruh sifat-sifat gereja silahkan mengikuti artikel ini sampai tuntas.

       Sifat gereja yang pertama yang dibahas dalam artikel ini adalah GEREJA ITU KUDUS.

A.  Pengertian bahwa gereja itu kudus

   Dalam dunia kekristenan, ada banyak kesalahan konsep dalam menjelaskan mengenai kekudusan gereja. Seringkali, dalam pemikiran orang Kristen pada umumnya, kudusnya gereja mengacu kepada sarana dan prasarana yang dipakai. Misalnya, mimbar gereja, altar, dll. Ketika memahami kekudusan gereja seperti ini, sesungguhnya ini menunjukkan bahwa kita telah salah memahami sifat gereja yang kudus.

a.   Gereja yang kudus bukan bangunan, tempat atau seluruh sarananya

    Karena dalam perjanjian Baru, orang percaya hidup dalam “ibadah hakekat” dan bukan ibadah simbolik lagi maka hal tersebut ikut berdampak pada “tempat kebaktian” yang digunakan. Dalam perjanjian lama “bait suci/kemah pertemuan” adalah kudus, bahkan segala peralatan yang digunakan harus kudus (contohnya, Bilangan7:1). Sementara, dalam Perjanjian Baru karena orang percaya hidup dalam ibadah hakekat maka tempat berkumpul dan seluruh perkakas yang dipakai dalam perkumpulan tersebut bukan lagi sesuatu yang harus “kudus” seperti dalam Perjanjian Lama.

b.    Kudus secara individu

     Dalam Perjanjian Baru, kekudusan tidak mengacu kepada tempat atau alat-alat yang digunakan, kekudusan di dalam Perjanjian Baru mengacu kepada kekudusan secara individu. Perhatikan ayat-ayat berikut; 1 Korintus 3:16 & 6:19, “ tubuh orang percaya adalah bait Allah” 1 Petrus 1: 15-16 “ kudus dalam karakter”. Kudusnya tiap-tiap orang yang menjadi anggota jemaat dimulai dari kelahiran kembali kemudian dilanjutkan dalam proses pengudusan karakter. Perihal pengudusan karakter, ada dibahas di artikel lain dalam website ini.

c.    Kudus secara jemaat (kumpulan)

    Jemaat itu kudus juga dalam arti orang-orang yang berkumpulnya. Kudusnya jemaat lokal karena jemaat lokal adalah kumpulan orang-orang yang sudah lahir baru. Oleh karena itu, seharusnya jemaat itu kudus. Perhatikan beberapa ayat berikut yang menunjukkan bahwa jemaat lokal itu adalah kudus. Roma 1:7 “jemaat lokal di Roma adalah orang-orang kudus” 1 korintus 1:2 “ dikuduskan dalam kristus Yesus menjadi orang-orang Kudus”

    Jika kekudusan individu mengacu kepada kelahiran kembali dan karakter. Kekudusan jemaat sangat dipengaruhi faktor pengajarannya (doktrin) dan penerapan doktrin tersebut. Agar gereja tersebut tidak melanggar Firman Allah maka doktrin yang diajarkan harus sesuai dengan Alkitab dan tidak boleh bertentangan.

    Pemimpin jemaat harus bertanggungjawab atas setiap ajaran yang disampaikan, dan mampu membangun iman jemaat ke arah yang benar. Tidak ada jalan lain, cara menjaga kekudusan jemaat selain menjaga pengajarannya. Itulah sebabnya Rasul Paulus menasehati Timotius untuk mengawasi ajarannya (1 Timotius 4:16)

      Jemaat yang kudus adalah jemaat yang terbuka dengan teguran dan  dan kritik terutama dalam pengajaran dan praktek-pratek yang tidak sesuai dengan Firman Tuhan. Jika jemaat tersebut tidak mau ditegur dari praktek yang salah, maka jemaat tersebut artinya tidak kudus lagi.

B.   Dampak dari kudusnya gereja

a.   Dampak positif kudusnya gereja (jemaat lokal)

  •  Fungsi gereja dapat tercapai

       Pengajaran jemaat yang sesuai Alkitab menjadi penentu jemaat itu berfungsi atau tidak. Sebelumnya kita sudah mengetahui bahwa fungsi jemaat lokal adalah wadah penyelamatan, wadah pemuridan dan sebagai Tiang Penopang dan Dasar Kebenaran (TPDK).

      Dengan menjaga kekudusan pengajaran jemaat lokal maka tujuan tersebut dapat tercapai dan bahkan bisa membawa pengaruh bagi lingkungan sekitarnya.

  • Gereja benar-benar memuliakan Kristus

      Jemaat yang menjaga pengajarannya sesungguhnya menjadi jemaat yang benar-benar memuliakan Kristus. Sebab dengan pengajaran yang benar maka berita tentang kristus akan juga benar, kabar keselamatan juga akan benar, segala hal yang menyangkut pengetahuan rohani juga akan benar. Tetapi sebaliknya, jika pengajaran jemaat tersebut salah maka akan mempengaruhi seluruh ajaran jemaat tersebut.

  • Pertumbuhan rohani anggota jemaat dapat berjalan dengan baik

        Dampak baik lain jemaat yang kudus adalah tiap-tiap anggota jemaat dibekali dengan makanan-makanan rohani yang sehat, sehingga pertumbuhan rohani jemaat tersebut  bertumbuh dengan baik.

b.     Konsekuensi kudusnya gereja (jemaat lokal)

  • Gereja berbeda dengan dunia

        Kudusnya jemaat lokal membawa konsekuensi besar terhadap hal-hal duniawi. Gereja harus berbeda dengan dunia, bahkan pilihannya hanya ada dua, jika gereja mirip dengan dunia, maka kalau bukan gereja semakin duniawi berarti dunia semakin rohani. Sepertinya pilihan kedua mustahil benar.

  • Gereja tidak boleh dipengaruhi hal duniawi, melainkan sebaliknya gereja yang mempengaruhi dunia ini.

      Konsekuensi selanjutnya dari sifat jemaat lokal yang kudus adalah jemaat tidak boleh membuka diri terhadap filosofi dunia, cara pandangnya dan tindakan-tindakanya, melainkan jemaatlah yang harus mengubah dunia ini dan itu dimulai dari diri sendiri, orang terdekat kemudian di lingkungan.

bersambung ke SIFAT-SIFAT GEREJA (bagian II)

Ditulis oleh : Ev. Eliyusu

Eliyusu Zai

Eliyusu Zai adalah Evangelis lulusan Graphe International Theological Seminary (GITS) dengan gelar Bachelor of Biblical Study. Beliau adalah angkatan 2012 dan saat ini merintis pembukaan jemaat baru yang Alkitabiah di Bogor Kota.