Peringatan Perjalanan Misionaris Keluarga Judson

adoniram-judson

Tahun ini adalah peringatan 200 tahun keberangkatan misionaris-misionaris pertama yang dikirim dari gereja-gereja Amerika ke negara asing. Adoniram Judson dan Luther Rice diutus oleh gereja-gereja Kongregasional pada tahun 1811 dan berlayar ke India pada bulan Februari 1812. Judson baru saja menikahi Ann Hasseltine dua minggu sebelumnya. Orang tua Ann tidak akan pernah melihat putri mereka lagi, ataupun cucu-cucu yang akan dilahirkan oleh Ann, tetapi mereka menyerahkan putri mereka itu ke tangan Tuhan, apapun yang terjadi. Dalam perjalanan ke India, pasangan muda tersebut menjadi yakin melalui pembelajaran Alkitab bahwa baptisan hanyalah untuk orang percaya, bukan untuk bayi, dan melalui penyelaman, bukan pemercikan atau penuangan.

Ketika mereka tiba di Serampore, India, mereka diselamkan berdasarkan pengakuan iman mereka dalam Kristus, oleh William Ward, seorang teman sekerja William Carey. Luther Rice secara terpisah tiba pada kesimpulan yang sama dengan keluarga Judson. Dia kembali ke Amerika Serikat dan berperjalanan ke gereja-gereja Baptis untuk menantang mereka untuk bergerak demi misi dunia. Sebagai respons, gereja-gereja Baptis di Amerika membentuk sebuah lembaga misi mereka sendiri. Ayah Judson yang berusia 67 tahun mengundurkan diri dari penggembalaannya di sebuah gereja Kongregasional, dan dibaptis secara alkitabiah, bersama dengan istrinya dan putrinya (adik Adoniram), Abigail.

Pasangan Judson menetap di Burma, sebuah benteng Buddha, pada bulan Juli 1813, dan barulah setelah enam tahun yang penuh kesulitan, mereka mendapatkan petobat mereka yang pertama. Enam tahun setelah itu, gereja Judson yang kecil hanyalah memiliki 18 anggota. Anak kedua mereka, seorang putra, meninggal pada usia delapan bulan. Judson dipenjarakan selama hampir dua tahun dalam kondisi yang sangat buruk – dibuat setengah kelaparan, dirantai dengan besi, kadang diikat dan digantung pada kakinya. Segera setelah dia dilepaskan, Ann meninggal, diikuti oleh anak ketiga mereka, Maria. Hal ini hampir menghancurkan Judson, tetapi imannya pada Allah bertahan dan pekerjaan Injil mulai berkembang. Ketika Judson meninggal pada tahun 1850, ada 63 gereja Baptis di Burma, dengan 7000 orang percaya yang telah dibaptis.

Sumber: Way of Life / Graphe Ministry / STT GITS

Read Previous

Boko Haram: Presiden Nigeria Harus Menjadi Muslim

Read Next

Sepeda Untuk Menyelam