
Misionari pertama yang meninggalkan tepi pantai Amerika untuk melayani ke negara lain adalah George Leile, seorang mantan budak. Ketika nampak jelas bagi Diaken Henry Sharp dari First Baptist Church di Savannah, Georgia, bahwa budaknya George Leile dipanggil oleh Tuhan, ia “membebaskan pengkhotbah yang menggugah itu sehingga ia dapat menyerahkan dirinya penuh untuk pemberitaan Injil bagi orang-orang kulit berwarna.” Ditahbiskan pada tanggal 20 Mei 1775, Leila bekerja di dan sekitar kota Savannah dengan sukses besar sebelum pergi sebagai seorang misionari ke Jamaica pada tahun 1779. Dengan demikian Leile mendahului pelayanan William Carey, “Bapa dari Misi Baptis Modern.”¹
Salah satu dari orang yang berhasil ditobatkan Leile di wilayah Savannah adalah Andrew Bryan, yang menjadi seorang pengkhotbah yang luar biasa di antara kaumnya. Di awal-awal pelayanannya, Bryan dianiaya karena usaha-usahanya, tetapi ia bertumbuh dengan luar biasa di hadapan masyarakat, dan tuannya, Jonathan Bryan, mengijinkan dia untuk membangun sebuah bangunan di atas tanah di Yamacraw di daerah pinggiran Savannah. Ini adalah gereja Baptis orang kulit hitam yang pertama di Amerika, dan gereja itu bertumbuh hingga 800 anggota dan akhirnya memulai dua gereja lainnya.
Berdirinya gereja yang digembalakan oleh Bryan mempunyai cerita menarik lainnya, “Pencapaian terbesar Abraham Marshall dalam memulai gereja-gereja…adalah sebuah kisah yang lebih aneh daripada fiksi. Ayahnya (Daniel) telah memulai gereja Baptis pertama di Georgia, tetapi Abraham mendapat kehormatan memulai gereja Baptis Negro pertama di Georgia.”²
Ketika Abraham Marshall melakukan perjalanan di wilayah Savannah, dalam satu hari ia membaptiskan 45 orang-orang percaya kulit hitam, dan bersamaan dengan orang-orang lainnya yang telah dibaptis sebelumnya, ia membentuk mereka menjadi jemaat dan menahbiskan Andrew Bryan sebagai gembala mereka. Dalam sertifikat penahbisannya bertuliskan:
Sertifikat ini menyatakan bahwa Gereja Ethiopia Yesus Kristus di Savannah, telah memanggil saudara terkasih mereka, Andrew Bryan, untuk pekerjaan pelayanan. Kami telah memeriksa kualifikasinya, dan dengan percaya bahwa ini adalah kehendak dari Sang Kepala Jemaat, kami telah menunjuk dia untuk memberitakan Injil, dan melayani ordinansi-ordinansi, sebagaimana Allah, dalam penyertaanNya memanggil. 20 Januari 1788. A. Marshall.”3
Pelayanan Andrew Bryan sungguh diberkati Tuhan, dan pada saat kematiannya, resolusi berikut dikeluarkan oleh Savannah Association pada tahun 1812: Asosiasi ini sangat terpengaruh oleh kematian Rev. Andrew Bryan, seorang pria berkulit hitam, dan gembala dari First Colored Church di Savannah. Anak Afrika ini, setelah menderita penganiayaan yang tidak dapat dilukiskan demi Tuhannya, akhirnya diizinkan untuk melaksanakan pekerjaan pelayanannya di antara teman-teman berkulit hitam dengan damai dan tenang, dan melalui dirinya, ratusan telah dibawa mengenal kebenaran di dalam Yesus Kristus. Ia menutup perjalanan yang sangat berguna luas, dan berkilauan dengan menakjubkan, dalam iman yang sehat dan pengharapan keabadian bahagia yang mendatangkan sukacita.”4
Nas: Yohanes 1:35-51
Sumber: Buku Tiap-tiap Hari Menelusuri Sejarah Baptis
_______
¹ Jesse L. Boyd, A History of Baptist in America Prior to 1845 (New York: American Press, 1957), hal. 146.
² James Donovan Mosteller, A History of the Kiokee Baptist Church in Georgia (Ann Arbor: Edwards Brothers, 1952), hal.149.
³ Leroy Fitts, A History of Black Baptists (Nasville: Broadman Press, 1985), hal.37.
4 Albert Henry Newman, A History of the Baptist Churches in the United States (Philadelphia: American Baptist Publication Society, 1915), hal. 331.
————————————–
Renungan Tambahan Dr. Suhento Liauw (Gembala GBIA Graphe):
1. Banyak orang bertanya, mengapa Rasul Paulus menulis bahwa seorang budak harus tunduk kepada tuanya, bukan menulis seorang tuan harus membebaskan budaknya? Jawabannya, dengan prinsip kasihi sesamamu seperti dirimu sendiri, sudah cukup karena orang yang sungguh lahir baru dan mengasihi sesamanya akan membebaskan budaknya. Itulah yang terjadi pada orang-orang Baptis yang lahir baru, mereka memperlakukan budak mereka dengan sangat baik, bahkan membebaskan mereka.
2. Sejarah mencatat, ketika ada kebebasan beragama mulai terjadi oleh perjuangan kaum Baptis, dan gereja2 alkitabiah berdiri, mereka mulai memberitakan Injil, dan mengirim misionari. Sedangkan orang Kristen KTP bersama dengan negara mereka mengivasi dan menjajah. Dutch Reformed Church milik Belanda di Hindia-Belanda malahan di depan pintu dipasang tulisan, anjing dan pribumi dilarang masuk.
3. Sangat menyedihkan ketika saya membaca bahwa Belanda melarang pemberitaan Injil di Nusantara. Bahkan misionari Baptis, Bruckner, sekitar tahun 1815 berhasil menerjemahkan Alkitab ke bahasa Jawa, dilarang cetak. Kemudian dia bawa naskahnya cetak di India, saat dibawa pulang Alkitab itu ditahan di Tanjung Priok.
Recent Comments