Matius 7:24-27
Perikop ini ada juga di Lukas 6:47-49, Matius berkata-kata tentang 2 rumah di atas batu dan satunya di atas pasir. Perikop ini bagian terakhir dari khotbah di atas bukit. Maksud Yesus bukan saja supaya pengajaran-Nya itu didengar oleh murid-murid-Nya atau jemaat, namun juga supaya mereka melakukannya. Sekalipun Tuhan Yesus tidak secara eksplisit mengucapkannya, tetapi jelas bahwa yang Ia maksudkan dengan mendengar = mendengar secara benar, mendengar begitu rupa, sehingga mengerti apa yang dimaksudkan. Mendengar yang demikian biasanya memimpin kepada melakukan apa yang didengar itu.
Saudara, Apa yang Yesus katakan dalam kiasan ini sesuai dengan apa yang telah Ia katakan sebelumnya, yaitu bahwa yang paling penting adalah MELAKUKAN: melakukan kehendak Bapa Surgawi yang Ia beritakan kepada mereka.
Yesus mengecam Nabi-Nabi Palsu, karena mereka tidak melakukan hal itu. Bukan perkataan mereka yang Ia kecam, tetapi perbuatan mereka yang Ia kecam.
Jadi, siapa yang mendengar perkataanNya dan melakukannya, sama dengan/akan diumpamakan dengan orang yg bijaksana yang mendirikan rumahnya di atas batu.
Mendirikan rumah di atas batu adalah wajar di suatu negeri di Palestina. Tanah yang berbatu cukup banyak tersedia di sana.
Karena itu bodoh, kalau orang tidak mendirikan rumahnya di atas batu. Itu hanya dilakukan orang bodoh, yang memulai sesuatu tanpa memikirkan apa akibatnya.
Dalam musim dingin di Palestina (Oktober-April) biasanya turun banyak hujan disertai dengan angin ribut. Dari lereng-lereng gunung dan bukit air hujan itu membanjir ke bawah dan melanda rumah-rumah yang terdapat dikaki gunung-gunung dan bukit-bukit itu. Rumah orang bijaksana yang mendirikannya di atas batu itu tidak goyah, karena dasar rumah itu kuat.
Badai Hujan, Banjir dan Angin dapat melanda hidup setiap orang, namun orang yang berakar iman teguh, mampu bertahan dan melewati semua badai kehidupan tersebut karena Dasar Imannya Kuat didirikan di atas Fondasi Firman Tuhan.
Tanpa perbuatan, Firman Tuhan yang kita dengarkan tidak ada gunanya. Ia sama dengan rumah yang mereka dirikan di atas pasir. Pasir mudah bergeser, karena itu ia tidak dapat menjadi dasar yang baik. Rumah yang didirikan di atas pasir ikut bergeser dan menurun. Orang mengetahui hal ini. Namun demikian ADA juga yang membangun rumah di situ. Bukan karena ia dengan sengaja memilih pasir sebagai dasar rumahnya. Tetapi karena Ia Bodoh. Ia Membangun Tanpa Berpikir. Rumah diatas pasir itu Roboh dan Hebat Kerusakannya artinya rusak seluruhnya. Tidak ada yang tetap utuh.
Yang penting di sini adalah: Mendengar Pengajaran/Doktrin Firman Tuhan dan Melakukan Doktrin itu dalam hidup kita.
Kamu adalah Garam Dunia, Kamu adalah Terang Dunia, biarlah garammu tidak menjadi tawar dan terus mengasinkan dunia dan Terangmu bercahaya di depan semua orang supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di Surga. Maukah kamu?
Recent Comments