Dietrich Bonhoeffer adalah salah satu pahlawan gerakan Injili kontemporer. Dia dikutip secara antusias oleh hampir semua orang, mulai dari Rick Warren hingga Warren Wiersbe. Tetapi Bonhoeffer adalah seorang penyesat kelas kakap, dan fakta bahwa dia pernah membela orang Yahudi dan akhirnya dihukum mati karena ambil bagian dalam rencana pembunuhan Hitler, tidaklah menghilangkan dosanya melawan Firman Allah. David Becker membuat pengamatan berikut: “Saya tidak bermaksud untuk mengritik orang lain, tetapi saya mau menyatakan kebenaran dalam kasih, dan salah satu hal yang paling mengganggu saya adalah ketika saya melihat orang-orang, terutama mereka yang menganggap diri mereka atau mempresentasikan diri sebagai konservatif dalam theologi, memuji-muji Dietrich Bonhoeffer.
Bonhoeffer berpegang kepada suatu Kekristenan yang tidak beragama, dan menyatakan keraguan tentang Allah sebagai suatu hipotesis yang benar. Dia adalah bapa dari apa yang disebut trend ‘kematian Allah’ beberapa tahun lalu. Dia banyak menulis dan juga menulis hal-hal yang kedengaran ortodoks, tetapi dia secara konsisten memiliki pandangan yang rendah terhadap Alkitab, menganggapnya sebagai mitos. Dalam bukunya, Christ the Center (1960, penerbit Harper & Row), Bonhoeffer menulis: ‘Jadi jika kita berbicara tentang Yesus Kristus sebagai Allah, kita tidak boleh berbicara tentang dia sebagai perwakilan dari ide Allah yang memiliki sifat-sifat mahatahu dan mahakuasa (tidak ada hal seperti sifat abstrak ilahi!)’ (hal. 108). Jadi Bonhoeffer tidak sungguh-sungguh percaya Yesus adalah Allah. Bonhoeffer juga tidak berpikir bahwa Yesus tidak memiliki dosa. ‘Pernyataan tentang ketiadaberdosaan Yesus menjadi gagal jika yang dimaksud adalah tindakan-tindakan Yesus yang dapat dilihat. Tindakan-tindakannya dilakukan dalam keserupaan daging. Mereka tidaklah tanpa dosa, tetapi ambigu. Seseorang bisa dan seharusnya melihat hal yang baik maupun buruk dalam tindakan-tindakan Yesus’ (hal. 113).
Jadi Bonhoeffer menolak Kristologi klasik, memandang rendah Alkitab, menyangkal keilahian Kristus, meragukan kelahiran perawan Kristus, menolak ketiadaberdosaan Kristus, dan menolak kebangkitan fisik Kristus” (Becker, “Dietrich Bonhoeffer Rejected Classic Christology,” The Christian News, 5 Juni 2000).
Sumber: STT G
Recent Comments